ESP UNPAD 2005
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

ESP UNPAD 2005

Tempat share, curhat, nangkring, chitchat anak2 ESPuterDurian..
 
IndeksLatest imagesPencarianPendaftaranLogin

 

 share pengalaman nyebrang pulau part 3

Go down 
PengirimMessage
moneyitumany

moneyitumany


Jumlah posting : 12
Reputasi : 0
Join date : 24.05.10
Age : 37
Lokasi : Jakarta

share pengalaman nyebrang pulau part 3 Empty
PostSubyek: share pengalaman nyebrang pulau part 3   share pengalaman nyebrang pulau part 3 Icon_minitimeTue Jun 22, 2010 5:39 pm

Yeehaa....tulisan PART - 3 akhirnya rilis juga. Sempat tertunda karena hal-hal lain yang saya pikir cukup perlu didahulukan, lagipula saya menulis bukan demi uang, rating, dan lainnya. Saya tidak dikejar deadline. Saya bukan kapitalis. Setidaknya dengan bagian ini selesai, berarti saya sudah menunjukkan salah satu ciri sikap “istiqomah” dalam menulis.

Jadi, inilah lanjutan ceritanya

--Padang Bai—
Semalam di Padang Bai, rasanya cukup membuat saya dan suami kembali bertanya-tanya…(padahal keberangkatan kami ke lombok udah J-…, bukan lagi H-…)
“mampukah many mendaki gunung rinjani ???”
uffh…bukan apa-apa, beberapa komentar dan pertanyaan dari orang-orang yang sebelumnya saya dan suami saya temui sepanjang perjalanan membuat saya jiper dan hati suami goyah, mereka antara lain :
1. Bapak tukang ojeg setempat di terminal Ubung (BToS) = = > “oh, ke lombok mau mendaki gunung ?? oh, baru nikah ya ?? mbak nya berani mendaki gunung ?? kuat ??”
2. Ibu-ibu yang menunggu bus LISA di terminal Ubung = = > “mbak mau naik gunung ? ibu dulu juga sempat mau, tapi gak kuat, mbaknya kuat ? hati-hati lho mbak, jangan kecapaian, nanti pengaruh ke kesuburan”
3. Ibu-ibu lain yang satu mobil dalam perjalanan mobil ke Padang Bai = = > “mas dan mbak nya ini mau transmigrasi ??.....oh….mau mendaki….”, disertai wajah yang tidak yakin
4. Bapak penjaga penginapan di Padang Bai = = > “oh..mas dan mbak ini ke lombok mau mendaki toh ?! memang sudah sering mendaki, ya ?? kuat ??”
Dan kalimat yang terlontar dari oknum-oknum tersebut hanya saya tanggapi dengan senyum (sedikit ga pede… XD)

Tapi ternyata rasa penasaran saya akan pulau lombok dan gunung rinjani itu sendiri mengalahkan kekhawatiran suami dan rasa jiper dalam diri sendiri, Akhirnya..pagi itu..setelah berjumpa dengan kawan yang lain dan diiringi basmallah, maka pergilah kami naik kapal Ferry menuju pelabuhan Lembar di Lombok.

Kami yang saat itu pergi, antara lain :
1. Mas danang (provokator, penggagas ide, pemilik usaha takoyaki, suka naik gunung, yang selanjutnya selalu kami anggap sebagai team leader selama perjalanan)
2. Mas Endi Garcia (mas-mas yang modis, hobi naik gunung, yang merupakan satu-satunya pria yang selanjutnya selama perjalanan jadi teman tidur mas danang..kok bahasa nya ambigu ya ?? pokoknya jangan mikir yang aneh-aneh)
3. Mba Lisna Susanti (mba yang bertubuh imut, tapi jangan salah…kemampuan dan pengalaman naik gunungnya bikin ciut nyali yang lain, pemilik tenda l*fu*a kuning dan penggemar warna kuning yang selanjutnya jadi satu-satunya teman perempuan many selama di perjalanan itu)
4. Mba Fitri Hawa (mba dengan bawaan paling sedikit diantara kami, yang bareng sampai Pelabuhan Lembar, dan kemudian melanjutkan liburannya bersama kawan-kawannya ke Pulau Komodo…hwaaa…muupeeeng)
5. Suami saya sendiri (yang entah, sulit digambarkan bagaimana perasaan dan kondisinya saat itu).
6. Saya (yang walaupun bagaimanapun juga merasa super cupu abiss dalam liburan kali ini..semuanya serba baru bagi saya, hiks)

PENGALAMAN PERTAMA
--Naik Kapal (Ferry)—
Pagi itu kami naik kapal ferry tua bekas jepang (lagi-lagi seperti kendaraan umum lainnya yang ada di Indonesia, kapal ini pasti sudah pensiun di negara asalnya, lalu kemudian dibeli oleh Indonesia) ke Lombok dengan harga tiket Rp. 30.000. Ini pengalaman pertama saya naik kapal, dan merasakan perjalanan laut. Kapal ferry yang beroperasi tiap 1 jam sekali ini ternyata dahulunya dipakai untuk menyebrangkan penumpang dari Surabaya menuju Madura. Mungkin karena sekarang sudah ada jembatan Suramadu, maka jam terbang kapal ini turun hingga penggunaannya dioptimalkan di tempat lain.

Kapal ferry ini akan menyebrang selama 4 jam hingga lombok. Penumpang kapal ferry beragam sekali, dari kelas pedagang, supir truk, penumpang bus, turis lokal, hingga turis asing sama-sama menduduki bangku kapal ini. Naik kapal ternyata begini rasanya…..MATI GAYA…sepanjang perjalanan hanya biru lau,biru langit dan garis horizon yang membentang..gak kebayang kalau nyasar di laut, disorientasi luarbiasa. Selama di kapal, kita bisa melihat pemandangan di luar, hunting foto, baca buku, tiduran, dengerin MP3, kalau masih bosan bisa dilanjutkan dengan main kartu atau mengaji biar lebih bermanfaat…masih bosan juga???…cobalah memancing (hehe bisa gak ya ??)..bosan hidup ??? nyemplung aja ke laut tanpa pelampung...beres perkara :p.

--Sensasi Mendaki Gunung berapi ke-2 tertinggi di Indonesia—
Tiba juga akhirrnya di Pelabuhan Lembar-Lombok. Destinasi selanjutnya adalah kota Mataram dan pos pendakian Rinjani di Sembalun. Akhirnya kami dipertemukan dengan supir taksi omprengan, tawar menawar terjadi…si bapak supir keukeuh mengantar kami ke pos pendakian Senaru….sementara mengingat waktu liburan yang terbatas dan fisik serta perbekalan yang ada, kami keukeuh memilih jalur Sembalun (walaupun sebenarnya jalur senaru lebih menarik karena melewati air terjun dan danau yang super cantik…segara anakan, plus bisa lihat gunung baru jari yang hobi batuk akhir-akhir ini).

Singkat cerita, sang bapak supir deal dengan bayaran Rp. 550.000, kami pun OK deh…cap cus. Melalui Mataram, Aikmel…mobil carry ini melaju melewati hutan-hutan, jalanan yang agak rusak….dan akhirnya, sampailah di pos awal pendakian Sembalun. Waktu sudah hampir maghrib saat kami tiba, cuaca mendung-hujan standar, dan MATI LAMPU (hal yang sudah sangat biasa dan sering ditemui oleh mereka yang tinggal di luar pulau Jawa).

Waktu yang ada, kami gunakan untuk berkemas-kemas kembali, menata barang bawaan, melengkapi kebutuhan, menyewa 2 orang porter (yang ternyata porter kami masih newbie, yaitu mas-mas seusia anak SMA, biasa disewa Rp.100.000 per hari), dan persiapan lainnya. Semua persiapan itu kami lakukan dengan kondisi hanya diterangi lampu senter karena masih mati lampu (PLN apa kabar ???)…

Akhirnya waktu menunjukkan sekitar pukul 8 malam. Kami semua sudah bersiap, Mas Danang selaku orang yang kami anggap sebagai ketua rombongan memimpin doa. Mas danang membawa 1 carrier, Mas Endi 1 carrier, Mba lisna bawa tas selempang, Aku menggendong tas daypack berisi jaket dan tas kamera (yang pada akhirnya aku hanya membawa diri dan tas kamera saja, dan daypack dibawa porter..haha)…Bismillah…malam itu kami berangkat.

Destinasi pertama, Pos 1…(lupa jaraknya berapa segimana..pokoknya berkilo-kilo :p). Antar bukit dihubungkan dengan jembatan-jembatan. Untuk sampai ke Pos 1, kita melewati sekitar 2 jembatan (bener ga sih ???). Jalan yang kami tapaki awalnya berupa jalan yang cukup luas, hingga makin lama kami memasuki padang savana dengan bentuk track yang sempit (jalur air gitu…mirip selokan), dengan rumput-rumput savana di kanan kiri kami, gelap…tapi tanpa kunang-kunang, dingin….tapi menyenangkan, saya pastikan jika terjebak siang hari di sini, maka kita akan lelah kepanasan. Sekian lama berjalan, Di sini aku mulai lelah karena fisik mulai mengantuk dan mood mulai bosan. Kadang kaki mulai tersandung…Suami mulai khawatir…nafas mulai merasa sesak…suami makin khawatir…

Akhirnya aku berjalan pelan-pelan (atas semangat mas porter yang paling belakang, yang bertugas membawa air dan perbekalan makanan). Sekali lagi, semangatku mengalahkan lelahnya fisikku…kami berjalan bertiga di paling belakang…..dan sampailah kami di Pos 2…oh….Alhamdulillah. Kami putuskan bermalam di pos 2 kali ini. Porter mendirikan tenda, memasakkan makanan (wow….full service), saya beristirahat di pojokan menahan rasa kantuk dan sakit dada luarbiasa, suami menemani saya, Mas danang sibuk membongkar telur yang pecah dan dengan naas berhasil mengotori carriernya, Mas endi juga memeriksa isi tas, mba lisna istirahat dan bikin teh.

Di tengah kegaduhan Mas danang yang menggoreng sisa pecahan telur, Tenda sewaan merk col*m*n yang ternyata entah apanya yang kurang sehingga ga bisa berdiri, saya yang makin ngantuk, Mas Endi yang menggoreng baso, Suami yang becanda bareng mas danang, Mba lisna yang protes sama porter karena bentuk tenda kuning tercintanya yang aneh karena memang sejak awal ada bagian yang tampaknya tidak ada…datanglah dua orang ke arah pos kami. Mereka adalah dua dari 15 orang rombongan bank mandiri yang juga mendaki gunung. Tampak sekali dari penampilannya bahwa 2 orang mas dan mbak ini sudah profesional dan sering naik gunung. Peralatan mereka lengkap dengan merk yang terkenal. Kami berbincang…dan ternyata si mas ini adalah seorang pebisnis adventure gear merk import yang beberapa waktu lalu turut mensponsori acara pendakian jejak petualang ke Himalaya. Wew,,,makinlah saya merasa cupu.. >.<

Malam semakin larut, mas dan mba barusan melanjutkan langkah mereka menuju Pos 3. Kami siap-siap….sehubungan dengan tenda yang satu tidak bisa didirikan, akhirnya yang menikmati hangatnya tenda malam itu hanya saya dan mba lisna. Sementara para pria tidur di gazebo dengan menggunakan sleeping bag. Well…selamat malam dan selamat tidur…siapkan fisik mendaki 9 bukit penyesalan di esok hari…..

Dalam hati aku berdoa, ya Rabb…mampukan aku,,,,

2 be continue again…hehehe
Kembali Ke Atas Go down
 
share pengalaman nyebrang pulau part 3
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» share pengalaman nyebrang pulau part 1
» share pengalaman nyebrang pulau part 2
» hey...ESP 05...ke pulau tidung yu....gmana ???

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
ESP UNPAD 2005 :: Share vs Ceng-cengan :: Jalan-jalan dan kuliner-
Navigasi: